Unsur Intrinsik Novel Angkatan 20/30

Kamis, 26 Februari 2015
Azab Dan Sengsara

Unsur intrinsik novel :

  1. Judul : Azab dan Sengsara
  2. Tema : Kehidupan seorang gadis
  3. Tokoh :           
§  Mariamin, Aminudin,
§  Sutan Baringin,
§  Nuria,
§  Ibunya Aminuddin,
§  Istri Aminuddin,               
§  Baginda Mulia,
§  Marah Sait (Pakrol Bambu/Pengacara)
4.      Karakter :
-Mariamin :
     Seorang gadis yang cantik, lemah lembut, berbakti kepada orang tua dan baik hati. Karakter baik hati dan berbakti kepada orang tua dapat dilihat dari penggalan percakapan, “Makanlah Mak dahulu, nasi sudah masak,” kata Mariamin seraya mengatur makanan dan sajur jang dibawanja sendiri dari gunung untuk ibunja yang sakit itu.
-Aminu’ddin: 
    Seorang anak yang berbudi pekerti luhur sopan santun, suka menolong, berbakti dan sangat pintar. Berbudi pekerti luhur, jiwa penolng Aminudin dapat dilihat dari penggalan dialog : “Ia menolong mencangkul sawah Mak Mariamin.. Udin mempunyai kasihan, itulah sebabnya ia menolong mamaknya.” Mendengar itu, suaminya tinggal diam; Ia tiada marah mendengar umpatan itu.
-Sutan Baringin :
     Seorang yang suka membuat masalah dan takabur dengan hartanya. Watak tidak baiknya itu dapat dilihat dari penarasian penulis sebagaimana berikut ini ; Sutan Baringin terbilang hartawan lagi bangsawan seantero penduduk sipirok. Akan tetapi karena ia sangat suka berperkara, maka harta yang banyak itu habis, sawah dan kerbau terjual, akan penutup ongkos-ongkos perkara, akhir-akhir jatuh miskin,


 sedang yang dicarinya dalam perkara itu tiada seberapa bila dibandingkan dengan kerugian-kerugiannya.
-Nuria:
     Seorang penyayang dan baik hati. Wujud kasih sayang itu sebagaimana dapat dilihat dari penggalan dialog berikut ini ; “Anakku sudah makan?” bertanya si ibu seraya menarik tangan budak itu, lalu dipeluknya dan diciumnya berulang-ulang.
-Baginda Diatas:
     Seorang kepala kampung atau bangsawan yang kaya raya dan disegani serta dihormati. Hal itu dibuktikan dengan penggalan narasi langsung dari penulis sebagai berikut ; “Dia (Aminudin) adalah anak kepala kampung A. Ayah Aminu’ddin seorang kepala kampung yang terkenal di seantero Sipirok. Harta bendanya sangat banyak”.
-Ibu Aminu’ddin:
     Mempunyai sifat yang sama seperti suaminya Baginda Diatas, dia juga penyayang.

  1. Setting :
-Latar tempat:
Ø  Di sebuah gubuk di tepi sungai di kota Sipirok
Ø  Di sebuah gubuk di tengah-tengah sawah
Ø  Sungai di kota Sipirok
Ø  Rumah Mariamin yang besar
Ø  Di Medan (Deli) di rumah Kasibun(suami Mariamin)
Ø  Di kebun tempat Aminuddin bekerja
Ø  Kampung A yang dikepalai oleh Bapaknya Aminuddin
Ø  Pekuburan Mariamin di sebrang jalan kampung A
-Latar waktu :
Terjadi pada senja, pagi hari, siang, dan malam hari
-Latar suasana :
Menyedihkan, senang, haru, tegang.
  1. Alur : Alur novel ini campuran, yaitu alur maju dan alur mundur
  2. Point of view :
 Orang pertama tunggal yang ditandai dengan kata:
Ø  Adinda
Ø  Kakanda

Ø  Anakanda
Ø  Orang kedua yang di tandai dengan kata:
Ø  Anggi (adik)
Ø  Angkang (Kakak)


  1. Ciri-ciri : Diwarnai dengan menguatnya kesadaran individu dan menipisnya kesadaran adat, roman ini juga menonjolkan penggambaran alam dan pengungkapan perasaan. Pengungkapan perasaan itu, antara lain tercermin dalam penggunaan pantun dan syair.

0 komentar:

Posting Komentar