BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Film kartun adalah tayangan
yang digemari mayoritas anak-anak. Film kartun digemari oleh anak-anak
dikarenakan tokoh-tokoh kartun yang dipilih menarik, menghibur, dan seringkali
membuat anak-anak tertawa.
Seiring dengan perkembangan
zaman teknologi informasi yang sangat berkembang pesat ini memiliki dampak yang
sangat besar bagi kalangan anak-anak maupun remaja.
Namun sering kita jumpai
bahwa film kartun banyak adegan yang kurang mendidik, yang dapat menyebabkan adegan
yang kurang layak tersebut ditiru oleh anak-anak yang menontonnya. Misalnya
terdapat adegan yang mempertontonkan benda-benda tajam, kekerasan,
ketidaksopanan, mengarjakan hal yang jauh dari pengajaran pendidikan.
Masa anak-anak adalah masa
dimana anak-anak mengalami proses perkembangan, baik dari fisiknya maupun
pemikirannya. Namun dengan adanya adegan film kartun yang kurang mendidik
tersebut membuat tumbuh kembang anak tersebut melebihi anak-anak normal
lainnya. Di era teknologi ini dipastikan banyak film-film kartun baru yang
adegan-adegannya jauh dari kata layak tonton. Maka dari itu bimbingan dan
perhatian lebih dari orang tua sangatlah dibutuhkan.
Kami memilih judul ini karena
kami merasa prihatin atas perilaku anak, terutama anak berusia dibawah umur
yang perilakunya berubah drastis akibat dampak negatif dari menonton film
kartun. Dan kami berharap dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi dampak
negatif dari film kartun tersebut.
Penyusunan karya tulis ini
untuk mengetahui beberapa pengaruh menonton film kartun terhadap perilaku anak.
1.2
Ruang
Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah dalam
penelitian ini mencakup konsep-konsep penting yang terdapat pada film kartun.
Dalam
pembahasannya akan dipaparkan bagaimana peran ketiga unsur yang terdapat pada struktur
fisik film kartun tersebut terhadap kejelasan tema, adegan, dan suasana film
kartun.
Untuk
batasan ruang lingkup penelitian sebagai objeknya dipilih film film kartun
karya luar negeri yang disiarkan untuk program acara televisi di Indonesia.
1.3
Rumusan
Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di
atas rumusan masalah yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut:
1.3.1 Apa pengertian dari
dampak menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.2 Apa saja macam-macam dampak
menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.3 Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi dari dampak menonton film kartun terhadapperilaku siswa-siswi
SMP Negeri 20 Malang?
1.3.4 Bagaimana dampak yang
ditimbulkan dari menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri
20 Malang?
1.3.5 Apa saja contoh-contoh dampak
menonton film kartun terhadap siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.6 Apa saja masalah yang
ditimbulkan dari dampak menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP
Negeri 20 Malang?
1.3.7 Bagaimana solusi
terhadap masalah yang ditimbulkan karena adanya dampak menonton film kartun terhadap
perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.8 Bagaimana hasil angket dampak
menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.4
Manfaat
penelitian
Beberapa
manfaat data yang
diberikan oleh karya tulis ini sebagai berikut.
1.4.1 Bagi Guru
1.
Menambah wawasan mengenai
bagaimana dampak menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri
20 Malang.
2.
Penelitian ini juga sangat
berguna terutama sebagai bahan untuk terus memotivasi siswa-siswi.
1.4.2
Bagi
Orang Tua
1.
Dapat mengetahui dampak
menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang pada
masa kini.
2.
Lebih ikut berperan aktif
lagi dalam mengawasi kegiatan siswa-siswi pada masa kini
1.4.3
Bagi
Siswa
1.
Dapat mengetahui hal-hal
seputar dampak menonton film kartun terhadap siswa-siswi
2.
Dapat mengetahui faktor-faktor,
dampak positif dan negatif, contoh-contoh, masalah dan solusi menonton film
kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang.
3.
Dapat mengetahui
batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam menonton film kartun yang dapat
berdampak pada perilaku siswa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi film kartun
Kartun adalah gambar dengan penampilan lucu
yang mempresentasikan suatu peristiwa. Orang yang membuat kartun disebut kartunis. Pada awal penemuannya, film kartun
dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar"
sehingga muncul efek gambar bergerak. Imajinasi dan daya cipta sang seniman
memiliki porsi yang sangat tinggi dalam membuat sebuah film kartun. Beberapa jenis gambar kartun yang dikenal saat
ini ialah kartun editorial, gag cartoon, dan strip komik. Kartun editorial atau kartun politis
biasanya ditujukan untuk menyatakan pandangan politik atau sosial dengan cara menyindir. Sementara itu, gag cartoon
dimaksudkan untuk melucu tanpa menyindir. Strip komik ialah gambar kartun dalam bentuk komik singkat. Kartun dapat pula digunakan sebagai
ilustrasi, misalnya dalam buku, majalah, atau kartu ucapan. Selain itu, kartun juga berkembang dalam
media lainnya, yaitu film, dan dikenal sebagai animasi.
Beberapa puluh tahun yang lalu,
tujuan dibuatnya film animasi atau film kartun adalah sebagai tayangan hiburan
untuk anak-anak. Seiring dengan perkembangan jaman dan beragamnya jenis
hiburan, film kartun atau animasi berubah tidak hanya sebagai tayangan hiburan
untuk anak melainkan meluas menjadi konsumsi berbagai usia.
Hal ini menyebabkan film kartun menjadi begitu variatif. Ada yang isi dan temanya untuk anak-anak dan segala usia, ada pula yang konten dan makna nya khusus diperuntukkan bagi konsumen usia dewasa. Oleh karena itulah, seluruh lembaga-lembaga film di berbagai negara memberlakukan sistem rating pada film animasi seperti film pada umumnya.
Di Amerika Serikat, lembaga yang mengatur sistem peringkat film berdasarkan klasifikasi isi dan tema film yang sesuai dengan tingkat umur penonton adalah MPAA (Motion Pictures and Arts Association) dan Asosiasi Pemilik Bioskop Nasional (National Association of Theater Owners).
Hal ini menyebabkan film kartun menjadi begitu variatif. Ada yang isi dan temanya untuk anak-anak dan segala usia, ada pula yang konten dan makna nya khusus diperuntukkan bagi konsumen usia dewasa. Oleh karena itulah, seluruh lembaga-lembaga film di berbagai negara memberlakukan sistem rating pada film animasi seperti film pada umumnya.
Di Amerika Serikat, lembaga yang mengatur sistem peringkat film berdasarkan klasifikasi isi dan tema film yang sesuai dengan tingkat umur penonton adalah MPAA (Motion Pictures and Arts Association) dan Asosiasi Pemilik Bioskop Nasional (National Association of Theater Owners).
2.2 PEMBAHASAN
2.3.1 Dampak
Pengertian dari dampak yaitu sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan
pada fisik maupun perilaku anak baik positif maupin negatif.
2.3.2 Macam Macam
Macam-macam dari dampak menonton film kartun ada dua yaitu:
1.
Dampak Positif
2.
Dampak Negatif
2.3.3 Faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, lingkungan sekolah dan tayangan telivisi yang tidak berpendidikan.
2.3.4
Dampak yang mempengaruhi
Dampak positif dapat mempengaruhi perilaku anak menjadi lebih baik,
kreatif dan inovatif.
Dampak negatif dapat mempengaruhi perilaku anak menjadi lebih buruk
sehingga menghambat perkembangan anak tersebut.
2.3.5
Contoh
Apabila yang dilihat atau ditonton anak tersebut berbau positif maka
perilaku anak tersebut otomatis akan mengikuti apa yang dilihatnya. Dan juga
sebaliknya apabila yang dilihatnya berbau negatif maka anak tersebut akan
mengikutinya.
2.3.6 Masalah
Jika perilaku anak tersebut berubah menjadi negatif maka orang tua akan
menjadi resah dalam mendidik perkembangan anaknya ketika orang tua jauh
anaknya.
2.3.7
Solusi
Sebaiknya orang tua lebih mengawasi anaknya dalam kegiatan sehari-hari
yang anaknya lakukan termasuk dalam menonton tayangan televisi.
2.3.8 Hasil
Menurut kami hasil yang kami peroleh dari angket tersebut bahwa siswa siswi
SMP Negeri 20 Malang mampu membedakan mana tayangan kartun yang positif dan
mana tayangan kartun yang negatif.
BAB III
PENUTUP
Dalam
bab analisis dan pembahasan ini penulis akan menjabarkan analisis dan
pembahasan yang meliput: (1) simpulan, dan (2) saran.
3.1 Kesimpulan
Anak
anak masa kini pasti menyukai film kartun terutama anak yang masih kecil.
Bahkan film kartun yang baik atau kurang baik mulai tergolong hal yang relatif
di kalangan anak-anak.Tanpa menonton film kartun, anak-anak akan merasa
hidupnya kurang terhibur, padahal tidak sepenuhnya seperti itu. Kadang,
anak-anak masa kini menonton film kartun sebagai pemenuhan segala aspek
kehidupan seperti batin, psikis, dan lain-lain. Maka dari itu dampak menonton
film kartun mampu menggeser peran keluarga dalam diri serta hidup anak-anak.
Padahal keluarga sangat dibutuhkan untuk mengarahkan anak-anak yang masih dalam
tahap pertumbuhan.
Menonton
tayangan televisi juga turut mempengaruhi perilaku remaja, sebab dari situlah awal bermulanya.Apabila
menonton tayangan televisi yang kurang baik maka dampak yang ditimbulkan adalah
perilaku yang kurang baik pula. Dari hal tersebut anak-anak diharapkan dapat
selektif dalam memilih tayangan televisi. Peran orangtua dan guru sebagai pembimbing
dan pengawas sangat diperlukan. Agar anak-anak tidak salah dalam memilih
tayangan televisi yang menyimpang.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa menonton tayangan televisi pada anak-anak mampu merubah
perilaku seseorang yang awalnya baik menjadi kurang baik. Karena menonton
tayangan televisi mampu mempengaruhi pola pikir seseorang.
3.2 Saran
3.2.1 Untuk guru
Diadakannya
penyuluhan-penyuluhan tentang menonton tayangan televisi pada siswa oleh
sekolah, agar siswa lebih mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan
tayangan televisi. Sehingga mampu meminimalisir terjadinya pengaruh-pengaruh
buruk yang ditimbulkan dari tayangan televisi.
3.2.2 Untuk Siswa
a. Kemauan
Kemauan diri sendiri untuk
berani memilih-memilih mana tayangan televisi yang harus dimasukkan dalam
kehidupan sehari-hari ataupun yang sebaliknya. Jika anda memiliki kemauan,
maka akan terjadi kemungkinan Anda bisa mengurangi resiko diri Anda untuk masuk
dalam tayangan televisi yang salah.
b. Motivasi
Siswa
sangat membutuhkan motivasi, baik itu dari diri siswa sendiri atau bahkan dari
orang lain (di lingkungan sekitar). Dengan motivasi siswa akan merasa terpacu
untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam berperilaku, dan mampu merubah
perilaku siswa menjadi lebih baik.
c. Pengaturan waktu yang efektif.
Siswa harus bisa membedakan
mana waktu yang harusnya digunakan untukmenonton tayangan televisi, untuk
belajar, untuk makan, untuk beristirahat, dan lain sebagainya. Jika siswa sudah
bisa melakukan 'management waktu' dengan baik, maka besar kemungkinan siswa memiliki
perilaku dan tayangan televisi yang baik dan sehat pula.
0 komentar:
Posting Komentar