Karya Tulis Ilmiah DAMPAK MENONTON FILM KARTUN

Kamis, 26 Februari 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Film kartun adalah tayangan yang digemari mayoritas anak-anak. Film kartun digemari oleh anak-anak dikarenakan tokoh-tokoh kartun yang dipilih menarik, menghibur, dan seringkali membuat anak-anak tertawa.
Seiring dengan perkembangan zaman teknologi informasi yang sangat berkembang pesat ini memiliki dampak yang sangat besar bagi kalangan anak-anak maupun remaja.
Namun sering kita jumpai bahwa film kartun banyak adegan yang kurang mendidik, yang dapat menyebabkan adegan yang kurang layak tersebut ditiru oleh anak-anak yang menontonnya. Misalnya terdapat adegan yang mempertontonkan benda-benda tajam, kekerasan, ketidaksopanan, mengarjakan hal yang jauh dari pengajaran pendidikan.
Masa anak-anak adalah masa dimana anak-anak mengalami proses perkembangan, baik dari fisiknya maupun pemikirannya. Namun dengan adanya adegan film kartun yang kurang mendidik tersebut membuat tumbuh kembang anak tersebut melebihi anak-anak normal lainnya. Di era teknologi ini dipastikan banyak film-film kartun baru yang adegan-adegannya jauh dari kata layak tonton. Maka dari itu bimbingan dan perhatian lebih dari orang tua sangatlah dibutuhkan.
Kami memilih judul ini karena kami merasa prihatin atas perilaku anak, terutama anak berusia dibawah umur yang perilakunya berubah drastis akibat dampak negatif dari menonton film kartun. Dan kami berharap dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi dampak negatif dari film kartun tersebut.
Penyusunan karya tulis ini untuk mengetahui beberapa pengaruh menonton film kartun terhadap perilaku anak.

1.2  Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini mencakup konsep-konsep penting yang terdapat pada film kartun.
Dalam pembahasannya akan dipaparkan bagaimana peran ketiga unsur yang terdapat pada struktur fisik film kartun tersebut terhadap kejelasan tema, adegan, dan suasana film kartun.
Untuk batasan ruang lingkup penelitian sebagai objeknya dipilih film film kartun karya luar negeri yang disiarkan untuk program acara televisi di Indonesia.


1.3  Rumusan Masalah
           Berdasarkan pembatasan masalah di atas rumusan masalah yang dapat diambil dari penelitian ini, sebagai berikut:
1.3.1 Apa pengertian dari dampak menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.2 Apa saja macam-macam dampak menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.3 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dari dampak menonton film kartun terhadapperilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.4 Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.5 Apa saja contoh-contoh dampak menonton film kartun terhadap siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.6 Apa saja masalah yang ditimbulkan dari dampak menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.7 Bagaimana solusi terhadap masalah yang ditimbulkan karena adanya dampak menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?
1.3.8 Bagaimana hasil angket dampak menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang?

1.4  Manfaat penelitian
Beberapa manfaat data yang diberikan oleh karya tulis ini sebagai berikut.
1.4.1   Bagi Guru
1.    Menambah wawasan mengenai bagaimana dampak menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang.
2.    Penelitian ini juga sangat berguna terutama sebagai bahan untuk terus memotivasi siswa-siswi.
1.4.2   Bagi Orang Tua
1.    Dapat mengetahui dampak menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang pada masa kini.
2.    Lebih ikut berperan aktif lagi dalam mengawasi kegiatan siswa-siswi pada masa kini




1.4.3   Bagi Siswa
1.    Dapat mengetahui hal-hal seputar dampak menonton film kartun terhadap siswa-siswi
2.    Dapat mengetahui faktor-faktor, dampak positif dan negatif, contoh-contoh, masalah dan solusi menonton film kartun terhadap perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang.
3.    Dapat mengetahui batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam menonton film kartun yang dapat berdampak pada perilaku siswa


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi film kartun
Kartun adalah gambar dengan penampilan lucu yang mempresentasikan suatu peristiwa. Orang yang membuat kartun disebut kartunis. Pada awal penemuannya, film kartun dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. Imajinasi dan daya cipta sang seniman memiliki porsi yang sangat tinggi dalam membuat sebuah film kartun.  Beberapa jenis gambar kartun yang dikenal saat ini ialah kartun editorial, gag cartoon, dan strip komik. Kartun editorial atau kartun politis biasanya ditujukan untuk menyatakan pandangan politik atau sosial dengan cara menyindir. Sementara itu, gag cartoon dimaksudkan untuk melucu tanpa menyindir. Strip komik ialah gambar kartun dalam bentuk komik singkat. Kartun dapat pula digunakan sebagai ilustrasi, misalnya dalam buku, majalah, atau kartu ucapan. Selain itu, kartun juga berkembang dalam media lainnya, yaitu film, dan dikenal sebagai animasi.
Beberapa puluh tahun yang lalu, tujuan dibuatnya film animasi atau film kartun adalah sebagai tayangan hiburan untuk anak-anak. Seiring dengan perkembangan jaman dan beragamnya jenis hiburan, film kartun atau animasi berubah tidak hanya sebagai tayangan hiburan untuk anak melainkan meluas menjadi konsumsi berbagai usia.
Hal ini menyebabkan film kartun menjadi begitu variatif. Ada yang isi dan temanya untuk anak-anak dan segala usia, ada pula yang konten dan makna nya khusus diperuntukkan bagi konsumen usia dewasa. Oleh karena itulah, seluruh lembaga-lembaga film di berbagai negara memberlakukan sistem rating pada film animasi seperti film pada umumnya.
Di Amerika Serikat, lembaga yang mengatur sistem peringkat film berdasarkan klasifikasi isi dan tema film yang sesuai dengan tingkat umur penonton adalah MPAA (Motion Pictures and Arts Association) dan Asosiasi Pemilik Bioskop Nasional (National Association of Theater Owners).
2.2  PEMBAHASAN
2.3.1 Dampak
Pengertian dari dampak yaitu sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan pada fisik maupun perilaku anak baik positif maupin negatif.
2.3.2 Macam Macam
          Macam-macam dari dampak menonton film kartun ada dua yaitu:
1.  Dampak Positif
2.   Dampak Negatif
2.3.3   Faktor
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah dan tayangan telivisi yang tidak berpendidikan.
2.3.4   Dampak yang mempengaruhi
Dampak positif dapat mempengaruhi perilaku anak menjadi lebih baik, kreatif dan inovatif.
Dampak negatif dapat mempengaruhi perilaku anak menjadi lebih buruk sehingga menghambat perkembangan anak tersebut.
2.3.5   Contoh
Apabila yang dilihat atau ditonton anak tersebut berbau positif maka perilaku anak tersebut otomatis akan mengikuti apa yang dilihatnya. Dan juga sebaliknya apabila yang dilihatnya berbau negatif maka anak tersebut akan mengikutinya.
2.3.6   Masalah
Jika perilaku anak tersebut berubah menjadi negatif maka orang tua akan menjadi resah dalam mendidik perkembangan anaknya ketika orang tua jauh anaknya.
2.3.7   Solusi
Sebaiknya orang tua lebih mengawasi anaknya dalam kegiatan sehari-hari yang anaknya lakukan termasuk dalam menonton tayangan televisi.


2.3.8   Hasil
Menurut kami hasil yang kami peroleh dari angket tersebut bahwa siswa siswi SMP Negeri 20 Malang mampu membedakan mana tayangan kartun yang positif dan mana tayangan kartun yang negatif.

  
BAB III
PENUTUP
Dalam bab analisis dan pembahasan ini penulis akan menjabarkan analisis dan pembahasan yang meliput: (1) simpulan, dan (2) saran.
3.1 Kesimpulan
Anak anak masa kini pasti menyukai film kartun terutama anak yang masih kecil. Bahkan film kartun yang baik atau kurang baik mulai tergolong hal yang relatif di kalangan anak-anak.Tanpa menonton film kartun, anak-anak akan merasa hidupnya kurang terhibur, padahal tidak sepenuhnya seperti itu. Kadang, anak-anak masa kini menonton film kartun sebagai pemenuhan segala aspek kehidupan seperti batin, psikis, dan lain-lain. Maka dari itu dampak menonton film kartun mampu menggeser peran keluarga dalam diri serta hidup anak-anak. Padahal keluarga sangat dibutuhkan untuk mengarahkan anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan.
Menonton tayangan televisi juga turut mempengaruhi perilaku remaja, sebab dari situlah awal bermulanya.Apabila menonton tayangan televisi yang kurang baik maka dampak yang ditimbulkan adalah perilaku yang kurang baik pula. Dari hal tersebut anak-anak diharapkan dapat selektif dalam memilih tayangan televisi. Peran orangtua dan guru sebagai pembimbing dan pengawas sangat diperlukan. Agar anak-anak tidak salah dalam memilih tayangan televisi yang menyimpang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa menonton tayangan televisi pada anak-anak mampu merubah perilaku seseorang yang awalnya baik menjadi kurang baik. Karena menonton tayangan televisi mampu mempengaruhi pola pikir seseorang.
            3.2 Saran
3.2.1 Untuk guru
 Diadakannya penyuluhan-penyuluhan tentang menonton tayangan televisi pada siswa oleh sekolah, agar siswa lebih mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan tayangan televisi. Sehingga mampu meminimalisir terjadinya pengaruh-pengaruh buruk yang ditimbulkan dari tayangan televisi.


3.2.2 Untuk Siswa
a. Kemauan
Kemauan diri sendiri untuk berani memilih-memilih mana tayangan televisi yang harus dimasukkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun yang sebaliknya. Jika anda memiliki kemauan, maka akan terjadi kemungkinan Anda bisa mengurangi resiko diri Anda untuk masuk dalam tayangan televisi yang salah.
b. Motivasi
Siswa sangat membutuhkan motivasi, baik itu dari diri siswa sendiri atau bahkan dari orang lain (di lingkungan sekitar). Dengan motivasi siswa akan merasa terpacu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam berperilaku, dan mampu merubah perilaku siswa menjadi lebih baik.
c. Pengaturan waktu yang efektif.
Siswa harus bisa membedakan mana waktu yang harusnya digunakan untukmenonton tayangan televisi, untuk belajar, untuk makan, untuk beristirahat, dan lain sebagainya. Jika siswa sudah bisa melakukan 'management waktu' dengan baik, maka besar kemungkinan siswa memiliki perilaku dan tayangan televisi yang baik dan sehat pula.

0 komentar:

Posting Komentar