MALIN KUNDANG
Disuatu
desa ada seorang nelayan berlari-lari menghadapi seorang wanita tua:
Sogem :”Mak,mak,apa emak sudah dengar?”
Emak :”Sudah.”
Sogem :”Sudah? Dengar apa mak?”
Emak :”Dengar kamu teriak-teriak.”
Sogem :”Ah emak! Itu loh mak ada kapal bersandar
di Dermaga!”
Emak :”Dari dulu kapal itu bersandar Gem!
Bukan berdiri,kalau berdiri bagaimana menaikinya?”
Sogem :”
Betul juga! Begini ada kapal baru tiba, aku dengar pemiliknya adalah Malin
Kundang,anak emak!”
Emak :’’Siapa ? Malin Kundang? Memangnya aku
punya anak bernama Malin Kundang.”
Lasih :”Aduh emak ini bagaimana? Malin Kundang
itukan abang ku yang pernah jatuh dari pohon durian?”
Emak :”Kalau itu aku ingat! Kamu benar aku
punya anak bernama Malin Kundang.”
Lasih :”Gem, kalau gitu kakak jadi saudagar
dong! Pasti kaya. Asik! Aku akan minta uang buat shopping,menicwe,pedicwe.”
Sogem :”Jangan lupa beli obat kutu, tuh rambutmu
lebat hitam pekat,soalnya kebanyakan kutu.”
Lasih :”Kamu memang pintar! Tau aja masalah ku
dengan kutu!’’
(Mereka
bertiga segera ke Dermaga untuk menemui Malin Kundang.)
Emak :”Hei! Anak muda engkau Malin kan?’’
Sodet :”Bukan,mak! Saya bukan Malin! Emak ini
siapa? Mau apa? Hendak kemana?”
Emak :”(Terisak-isak)Tega kamu malin! Dari
kecil ku besarkan,dari besar ku kecilkan lagi. Eh sekarang kau tidak mengakui
aku sebagai ibumu, teganya dirimu,teganya,teganya!”
Sodet :”Mak, jangan begitu, aku nih memang punya
mak, tapi mak aku tuh orangnya seksi banget. Biasanya pakai celana jeans,
sepatu lars, rambut dikuncir ekor kuda.”
Lasih :”Jaga bicaramu, yang benar saja! Kami
ini dari rombongan pedagang asongan yang paling keren di Nusantara gitu loh.”
Emak :”Durhaka kau Malin! Setelah kaya kau
lupa pada mak mu yang cantik ini, terkutuklah kau. Kalau kau tidak mau mengakui
bahwa aku adalah makmu. Ku kutuk kau jadi batu.
(Saudagar itupun menjadi batu)
Malin :”(datang tergopoh-gopoh)’’Ada apa
nyonya, ada apa ini? Jangan suka berteriak-teriak sebulan yang lalu berteriak
teriak mulutnya sobek Sembilan belas jahitan !”
Emak :”Lho! Siapa anak muda ini? Lho, inikan
Malin, Malin anakku!”
Malin :”Emak! Oh emak aku rindu padamu! Maafkan
aku,karna aku belum menemuimu, aku harus
menabung untuk pulang kampung!”
Emak :”Bukannya kau saudagar kaya itu?”
Malin :”Bukan mak! Aku Cuma kuli angkut di
kapal ini!”
Emak :”Nah,loh yang ku kutuk tadi siapa?”
Malin :”Ah emak,selalu saja salah mengutuk.
Sudah 5 kali emak salah mengutuk.’’
Emak :”Lho emangnya kamu mau emak kutuk?”
Malin :”Enggak mak, ya sudah ayo kita pulang.”
(akhirnya mereka pulang bersama-sama )
0 komentar:
Posting Komentar