DRAMA

Kamis, 26 Februari 2015
MALIN KUNDANG
Disuatu desa ada seorang nelayan berlari-lari menghadapi seorang wanita tua:
Sogem     :”Mak,mak,apa emak sudah dengar?”
Emak       :”Sudah.”
Sogem     :”Sudah? Dengar apa mak?”

Emak       :”Dengar kamu teriak-teriak.”
Sogem     :”Ah emak! Itu loh mak ada kapal bersandar di Dermaga!”
Emak       :”Dari dulu kapal itu bersandar Gem! Bukan berdiri,kalau berdiri bagaimana menaikinya?”
Sogem    :” Betul juga! Begini ada kapal baru tiba, aku dengar pemiliknya adalah Malin Kundang,anak emak!”
Emak       :’’Siapa ? Malin Kundang? Memangnya aku punya anak bernama Malin Kundang.”
Lasih       :”Aduh emak ini bagaimana? Malin Kundang itukan abang ku yang pernah jatuh dari pohon durian?”
Emak       :”Kalau itu aku ingat! Kamu benar aku punya anak bernama Malin Kundang.”  
Lasih       :”Gem, kalau gitu kakak jadi saudagar dong! Pasti kaya. Asik! Aku akan minta uang buat shopping,menicwe,pedicwe.”
Sogem     :”Jangan lupa beli obat kutu, tuh rambutmu lebat hitam pekat,soalnya kebanyakan kutu.”
Lasih       :”Kamu memang pintar! Tau aja masalah ku dengan kutu!’’
             (Mereka bertiga segera ke Dermaga untuk menemui Malin Kundang.)
Emak       :”Hei! Anak muda engkau Malin kan?’’
Sodet      :”Bukan,mak! Saya bukan Malin! Emak ini siapa? Mau apa? Hendak kemana?”
Emak       :”(Terisak-isak)Tega kamu malin! Dari kecil ku besarkan,dari besar ku kecilkan lagi. Eh sekarang kau tidak mengakui aku sebagai ibumu, teganya dirimu,teganya,teganya!”
Sodet      :”Mak, jangan begitu, aku nih memang punya mak, tapi mak aku tuh orangnya seksi banget. Biasanya pakai celana jeans, sepatu lars, rambut dikuncir ekor kuda.”
Lasih       :”Jaga bicaramu, yang benar saja! Kami ini dari rombongan pedagang asongan yang paling keren di Nusantara gitu loh.”
Emak       :”Durhaka kau Malin! Setelah kaya kau lupa pada mak mu yang cantik ini, terkutuklah kau. Kalau kau tidak mau mengakui bahwa aku adalah makmu. Ku kutuk kau jadi batu.
 (Saudagar itupun menjadi batu)
Malin       :”(datang tergopoh-gopoh)’’Ada apa nyonya, ada apa ini? Jangan suka berteriak-teriak sebulan yang lalu berteriak teriak mulutnya sobek Sembilan belas jahitan    !”
Emak       :”Lho! Siapa anak muda ini? Lho, inikan Malin, Malin anakku!”
Malin       :”Emak! Oh emak aku rindu padamu! Maafkan aku,karna aku belum  menemuimu, aku harus menabung untuk pulang kampung!”
Emak       :”Bukannya kau saudagar kaya itu?”
Malin       :”Bukan mak! Aku Cuma kuli angkut di kapal ini!”
Emak       :”Nah,loh yang ku kutuk tadi siapa?”
Malin       :”Ah emak,selalu saja salah mengutuk. Sudah 5 kali emak salah mengutuk.’’
Emak       :”Lho emangnya kamu mau emak kutuk?”
Malin       :”Enggak mak, ya sudah ayo kita pulang.”
(akhirnya mereka pulang bersama-sama )

0 komentar:

Posting Komentar